Saturday, January 4, 2014

Pendataan Sekolah Online, Tepatkah?

Internet, satu kata yang kian banyak penggunanya. Tanpa terkecuali pada lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Penggunaan internet hampir mutlak harus dilakukan.

Seperti yang telah diketahui, mulai dari beberapa tahun ke belakang pihak sekolah diharuskan mengolah data nilai siswanya secara online. Dengan demikian tiap sekolah diwajibkan untuk memiliki fasilitas komputer yang terintegrasi dengan internet.

Tujuan pendataan online ini salah satunya adalah sebagai upaya penyimpanan data pada server pusat. Dengan demikian, salah satu keuntungannya adalah proses pengisian nilai SKHU menjadi lebih cepat (harusnya). Meskipun pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan.

Diperlukan sistem yang sangat siap untuk melaksanakan program ini.  Hal ini dimaksudkan supaya program dapat dilaksanakan secara merata dan berkeadilan. Jangan sampai hanya sekolah-sekolah yang telah melek internet saja yang diperhatikan. Bagimana dengan sekolah-sekolah pinggiran? Jangankan tersedia akses internet, aliran listrik pun masih belum bisa mereka nikmati. Sungguh tak adil bagi sekolah-sekolah yang terletak di pedalaman Indonesia. Padahal setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak.

Salah satu indikator yang sangat penting dalam sistem pendataan sekolah secara online adalah pengawasan. Pengawasan jangan samapai hanya dilakukan pada selesai atau tidaknya suatu sekolah dalam mengentri data onlinenya. Sehingga bagi sekolah-sekolah yang lengkap dalam mengisi data, maka sekolah-sekolah itu lah yang mendapat perhatian. Lebih lanjutnya sekolah-sekolah itulah yang kemudian mendapat pemberian fasilitas pendidikan yang memadai dari pemerintah. Hal ini karena pengawasan hanya dilihat dari data yang diinput oleh sekolah-sekolah bersangkutan.

Blusukan, adalah istilah yang sempat populer akhir-akhir ini. Mungkin dengan istilah itu lah pendidikan di Indonesia bisa merata dan berkeadilan. Baik dari segi kualitas maupun sarana pendidikannya. Dengan kata lain, pemerintah jangan hanya menunggu laporan dari bawah. Karena tidak semua sekolah mampu membuat laporan yang layak dan bisa diterima. Jadi pemerintah pun harus "menyisir" sekolah-sekolah di pelosok supaya data yang didapat benar-benar faktual dan valid. Dengan demikian tidak ada lagi data yang fiktif.

Tak bisa dipungkiri, saat ini pembangunan sektor pendidikan masih terus berpusat di perkotaan. Sarana-sarana pendidikannya pun semakin memadai. Meskipun tak jarang sarana-sarana yang diberikan tersebut hanya menjadi tumpukan yang tidak bisa dimanfaatkan. Berbeda dengan di daerah-daerah pedalaman. Sarana pendidikan di daerah pedalaman ini jauh dari kata layak. Ditambah lagi sumber dayanya sangatlah terbatas. Jadi istilah pendataan sekolah online, bagi sekolah-sekolah di pedalaman merupakan diskriminasi nyata yang dilakukan pemerintah.

Melihat masih adanya kesenjangan di dunia pendidikan, pendataan sekolah online urgensinya dinilai masih perlu dikesampingkan. Pemerataan lah yang dibutuhkan sektor pendidikan Indonesia sekarang ini. Baik dari segi sarana maupun sumber dayanya. Dengan begitu diharapkan setiap warga negara mendapatkan hak pendidikannya secara adil.


No comments:

Post a Comment