Saturday, September 15, 2018

Asyiknya Belajar dengan Cara Mengikuti Tren Mereka


Berikut ini video belajar tentang wawasan kebangsaan dengan cara yang asyik.

Monday, March 5, 2018

Video Cara Edit Latar Belakang Foto dengan Photoshop

Berikut ini video tutorial merubah background foto dengan menggunakan Photoshop


Saturday, December 10, 2016

Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pokok, diajarkan mulai jenjang SD sampai SMA. Sedangkan secara penuh sebagai mata pelajaran, pembelajaran Bahasa Indonesia mulai diberikan pada siswa kelas 3 SD (Solchan T.W., 2009:11.6). Dengan demikian, untuk kelas 4 SD pun, Pembelajaran Bahasa Indonesia sudah mulai diberikan secara penuh sebagai mata pelajaran. Salah satu contohnya saja tentang materi denah.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD kelas 4 mengenai materi denah, banyak ditemui kesulitan-kesulitan dalam proses penyampaiannya. Misalnya saja siswa tidak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa terlihat kurang berminat dalam mengikuti proses belajar. Sehingga hanya sebagian kecil siswa saja yang lulus dalam hasil belajarnya. Kesulitan-kesulitan tersebuttentu saja menjadi masalah yang menghambat tercapainya tujuan pembelajran. Sehingga dampaknya pun sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa.
Berkaitan dengan masalah di atas, diperlukan strategi untuk mengatasinya. Strategi yang dimaksud adalah mengenai beberapa komponen dalam kurikulum, yaitu tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Dan salah satu komponen yang dianggap penting dalam implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran adalah metode mengajar (Solchan T.W., 2009:5.4).
Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa dan cocok dilakukan di kelas 4 adalah metode simulasi. Hal ini karena metode simulasi merupakan metode mengajar yang menuntut lebih banyak aktivitas siswa. Dari metode simulasi ini, akan dihasilkan kemampuan kerja sama, komunikasi, dan interaksi antar kelompok siswa. Sehingga pengetahuan yang didapat siswa menjadi lebih bermakna dan dapat diingat dalam jangka waktu yang panjang (Solchan T.W., 2009:5.23).
Penerapan metode simulasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan letak suatu tempat pada denah dinilai cocok untuk dijadikan fokus penelitian. Hal ini berdasar pada rekomendasi-rekomendasi yang diberikan supervisor 2 selaku observer di lapangan.

1.             Identifikasi Masalah
Salah satu tugas guru dalam pembelajaran adalah mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajarinya atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan (Suharsimi Arikunto, 2009: 4).
Untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat digunakan tes. Salah satu contohnya adalah dengan tes formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan (Adi Suryanto, 2010: 1.20).
Hasil yang didapat dari tes formatif Bahasa Indonesia kelas 4 tentang materi denah di MI Nurul Huda Palalangon Kecamatan Pasirwangi menunjukkan data nilai yang masih rendah. Hanya 18dari 44 orang siswa yang mencapai nilai sama dengan dan di atas KKM. Artinya sekitar 59% siswa dinyatakan belum tuntas dalam mengikuti kegiatan belajar.
Masalah yang dapat diidentifikasi peneliti terkait realitas data yang didapat antara lain adalah sebagai berikut:
a.              Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran;
b.             Minat siswa dalam pembahasan materi tentang denah kurang;
c.              Perhatian siswa sebagian besarnya kurang fokus dalam menyimak penjelasan guru;
d.             Siswa kesulitan dalam memahami penjelasan guru tentang materi;
e.              Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang.

2.             Analisis Masalah
Penyebab kurangnya pemahaman siswa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh supervisor 2 diantaranya adalah:
a.              Siswa tidak dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran;
b.             Metode yang diterapkan kurang cocok;
c.              Guru terlalu tergesa-gesa dalam menjelaskan materi;
d.             Guru tidak maksimal dalam memanfaatkan media.

3.             Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi seperti halnya di kelas 4 adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis. Selain itu, karakteristik pembelajarannya pun menuntut aktivitas siswa yang tinggi (Sri Anitah W., 2009: 2.33-2.35)
Salah satu metode pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa adalah metode simulasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sri Anitah W. (2009: 5.23) yang menyatakan bahwa metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses. Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual.
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan mengenai kurangnya pemahaman siswa terhadap materi, serta dari hasil diskusi dengan suprvisor 1 dan supervisor 2, maka alternatif tindakan yang diambil adalah sebagai berikut:
a.              Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru melibatkan siswa untuk lebih aktif;
b.             Guru dalam memberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran, hendaknya menggunakan metode yang tepat;
c.              Supaya materi dapat dipahami siswa dengan baik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa dalam penyampaiannya;
d.             Guru hendaknya memaksimalkan penggunaan media pembelajaran supaya perhatian siswa lebih terfokus.
Untuk memperbaiki pembelajaran berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi, peneliti mencoba tindakan perbaikan dengan judul “Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Menjelaskan  Letak Tempat pada Denah”.

B.            Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam pelaksanaan perbaikan ini difokuskan kepada:
1.             Bagimanakah rencana penerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah?
2.             Bagaimanakah pelaksanaan penerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah?
3.             Bagaimanakah hasilpenerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah?

C.           Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran berdasarkan masalah yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.             Perencanaan perbaikan dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah.
2.             Pelaksanaan perbaikan dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah.
3.             Hasil perbaikan dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah.

D.           Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, dintaranya bagi siswa, guru, dan sekolah.
1.             Manfaat bagi siswa
a.         Dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menjelaskan letak tempat pada denah.
b.        Proses pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.
c.         Motivasi untuk mengikuti pembelajaran jadi lebih meningkat.
d.        Hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.
2.             Manfaat bagi guru
a.         Meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, khususnya dalam penggunaan metode pembelajaran.
b.        Dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran.
c.         Dapat meningkatkan kreatifitas dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.             Manfaat bagi sekolah
a.         Mutu pendidikan di sekolah menjadi meningkat.
b.        Dapat meningkatkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) di Sekolah.
c.         Meningkatkan kualitas KBM di sekolah.
d.        Meningkatkan daya dukung sekaligus mengurangi kompleksitas bagi sekolah.
e.         Meningkatkan taraf serap bagi sekolah, sehingga mampu bersaing dengan sekolah lain.
f.         Memberi dampak positif bagi penilaian masyarakat sekitar khususnya orang tua siswa terhadap sekolah, khususnya terhadap MI Nurul Huda Palalangon Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.           METODE

1.             Pengertian Metode
Menurut Solchan T.W., dkk. (2009:3.9) menyatakan bahwa metode adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut:
a.              Pemilihan bahan.
b.             Urutan bahan.
c.              Penyajian bahan.
d.             Pengulangan bahan.
Sedangkan menurut Anitah (2009:5.17) menyatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang.

2.             Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura (Sri Anitah, 2009: 5.22).
Menurut Oemar Hamalik (2009: 196) menyatakan bahwa metode simulasi adalah teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain intruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan keterampilan menuntut praktek yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata, atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya.
3.             Karakteristik Metode Simulasi
Sri Anitah W. (2009: 5.23) menyatakan bahwa metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses. Di samping itu, metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, salah satu contoh bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial maupun permasalahan-permasalahan sosial yang aktual maupun masa lalu untuk masa yang akan datang.
Menurut Sri Anitah W. juga menyatakan bahwa metode simulasi memiliki keunggulan dan kelemahan.
a.              Keunggulan
Beberapa keunggulan metode simulasi diantaranya adalah:
1)      Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya;
2)      Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran;
3)      Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial, hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual;
4)      Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan personal yang positif;
5)      Dapat membangkitkan imajinasi;
6)      Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
b.             Kelemahan
Beberapa kelemahan metode simulasi yang perlu diantisipasi oleh para guru diantaranya adalah:
1)      Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak;
2)      Sangat bergantung pada aktivitas siswa;
3)      Cenderung memanfaatkan sumber belajar;
4)      Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi sehingga simulasi menjadi tidak efektif.
B.            BAHASA INDONESIA

1.             Pengertian Bahasa Indonesia
Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah merupakan bahasa Negara.
Di samping itu, Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaanya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi (Wikipedia, 2013)
Menurut Ismoyo dkk. (2010) menyatakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan kompetensi dalam berbahasa.
Yeti Mulyati (2009: 1.115) menambahkan bahwa keempat keterampilan bahasa yang telah disebutkan dapat dikelompokkan ke dalam aspek dan sifat yang berbeda. Menurutnya mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahsa ragam tulis. Selain itu, mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif.

2.             Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD
Menurut Tim Bina Karya Guru (2007) menyatakan bahwa Standar Isi 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh sebab itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia.
Menurut Mulyasa (dalam Solchan T.W., 2009: 11.6) menyatakan bahwa menurut kurikulum 2004, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia.
























BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A.           Subjek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu Penelitian

1.             Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV tentang materi denah di MI Nurul Huda Palalangon. Di dalam penelitian ini ditemukan permasalahan-permasalahan pada proses pembelajarannya. Permasalahan-permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswanya.
Beberapa permasalahan yang muncul diantaranya adalah:
a.              Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran;
b.             Minat siswa dalam pembahasan materi tentang denah kurang;
c.              Perhatian siswa sebagian besarnya kurang fokus dalam menyimak penjelasan guru;
d.             Siswa kesulitan dalam memahami penjelasan guru tentang materi;
e.              Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang.
Adapun siswa yang terlibat di dalam proses penelitian ini sepenuhnya berasal dari kelas IV MI Nurul Huda Palalangon. Jumlah siswanya sendiri adalah sebanyak 44 orang yang terdiri dari 26 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

2.             Tempat Penelitian
Tempat yang menjadi lokasi pelaksanaan penelitian adalah di MI Nurul Huda Palalangon kecamatan Pasirwangi kabupaten Garut, Jawa Barat. Lokasinya sendiri berada di wilayah pedesaan yang merupakan daerah pertanian. Letaknya berada sekitar 1 km ke arah timur dari kantor desa dan kecamatan Pasirwangi. Untuk posisi permukaan buminya adalah terletak pada           koordinat -7.214461,107.791864.
Selain itu, alamat MI Nurul Huda Palalangon dapat diakses melalui website resminya. Domain yang menjadi alamat websiteresminya tersebut adalah http://www.misnurulhuda.com.

3.             Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung dari tanggal 3 sampai 24 Oktober 2013. Selama waktu tersebut terdapat beberapa proses yang dilakukan. Proses tersebut beberapa diantaranya adalah proses pembelajaran dan proses perbaikannya.
Proses pembelajaran maupunproses perbaikan, pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang ada di kelas IV MI Nurul Huda Palalangon. Hal ini sebagai upaya memperlancar proses penelitian.
Ada pun jadwal lengkap proses pembelajaran (Pra Siklus) dan perbaikannya (Siklus I dan Siklus II) adalah sebagai berikut:

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran dan Perbaikan Pembelajaran

No.
Hari, Tanggal
Waktu (WIB)
Mata Pelajaran
Proses
1.
Kamis, 3 Oktober 2013
07.30 s.d. 08.10
Bahasa Indonesia
Pra Siklus
2.
Selasa, 22 Oktober 2013
10.40 s.d. 11.15
Bahasa Indonesia
Siklus I
3.
Kamis, 24 Oktober 2013
10.40 s.d. 11.15
Bahasa Indonesia
Siklus II


4.             Pihak yang Membantu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Mulai dari pihak tutor selaku pembimbing dalam penelitian di tempat tutorial, pihak sekolah yang menjadi tempat dilaksanakan, hingga pihak keluarga yang sangat membantu dalam proses pelaksanaan penelitian.
Pihak-pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a.              Di Tempat Tutorial
·           Bapak Bandi Sobandi, S.Pd, M.Pd selaku tutor dan supervisor 1 yang yang memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian, serta melakukan pembimbingan dalam penyusunan laporan ini.
·           Pihak Universitas Terbuka (UT) khususnya staf pengelola UT UPBJJ Bandung Pokjar Kabupaten Garut yang membantu dalam proses pembentukan kelompok dan jadwal penelitian.
b.             Di Lapangan (Kegiatan Mandiri)
·           Dinas Pendidikan Kabupaten Garut melalui UPTD kecamatan Cilawu yang telah bersedia menjadi fasilitator dalam pelaksanaan penelitian ini.
·           Bapak Sutiawan Megantara, M.Pd selaku supervisor 2 dan penilai 1 yang memberikan pembimbingan dan penilaian selama proses penelitian di sekolah.
·           Bapak Wawan Sukmawan, S.Sos, MM selaku penilai 2 yang turut mengevaluasi pelaksanaan penelitian.
·           Bapak Yaya Mulyana, S.Pd.I yang merupakan kepala MI Nurul Huda Palalangon yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian di MI yang beliau pimpin.
·           Rekan-rekan staf pengajar di MI Nurul Huda Palalangon yang telah memberikan pengertian dan suportnya pada pelaksanaan penelitian.
·           Mahasiswa UT UPBJJ Bandung Pokjar kabupaten Garut semester X, khususnya kelas B dan kelompok A-II PKP yang selalu berbagi ilmu dalam melakukan penelitian.
·           Keluarga yang senantiasa memberikan dukungannya, baik berupa materi maupun motivasi, serta doanya yang sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

B.            Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung dalam 2 siklus. Di masing-masing siklus terdapat prosedur-prosedur untuk pelaksanaanya. Prosedur-prosedur tersebut diantaranya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan juga refleksi.
1.             Siklus I

a.             Perencanaan
Berdasarkan hasil tes formatif dari pelaksanaan pembelajaran tentang materi denah pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Palalangon kecamatan Pasirwangi yang masih sangat rendah, yaitu hanya 18 dari 44 siswa yang nilainya dia atas KKM, maka diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran.
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran maka disusunlah rencana perbaikan Siklus I, yang meliputi hal-hal berikut:
1)        Merancangperencanaan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, dan tujuan perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
2)        Membuat lembar observasi kegiatan proses perbaikan pembelajaran.
3)        Memilih bahan yang tepat untuk materi tentang denah.
4)        Menyusun langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
5)        Memilih metode simulasi untuk melaksanakan proses perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
6)        Menyusun instrumen penilaian.

b.             Pelaksanaan
Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran mengacu pada rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan perbaikan. Hal ini sebagai upaya untuk memfokuskan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi denah. Dengan demikian diharapkan hasil belajarnya menjadi meningkat.
Ada pun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1)   Kegiatan Awal (± 5 menit)
·      Mengondisikan peserta didik ke dalam situasi belajar mengajar yang kondusif dengan cara mengatur tempat duduk, berdoa, mengabsen, menyiapkan media pembelajaran, dan memusatkan perhatian. (± 2  menit)
·      Memberikan apersepsi dengan pertanyaan : Papan tulis berada di sebelah mana kalian?(± 2 menit)
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.(± 1 menit)
2)   Kegiatan Inti (± 20 menit)
·      Peserta didik menyimak penjelasan  guru tentang denah. (± 2 menit)
·      Beberapa peserta didik menjelaskan kembali tentang denah (± 2 menit)
·      Peserta didik membentuk kelompok dengan teman sebangkunya masing-masing dengan bimbingan guru. (± 2 menit)
·      Beberapa kelompok peserta didik melakukan simulasi untuk menjelaskan tempat sesuai denah.  (±5menit)
·      Beberapa kelompok peserta didik lainnya menyimak simulasi yang dilakukan. (± 5 menit)
·      Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya. (± 2 menit)
·      Peserta didik menyimak penjelasan dari pertanyaan yang diajukannya.       (± 2 menit)
3)   Kegiatan Akhir (±15 menit)
·      Peserta didik menyimpulkan keseluruhan materi dalam kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung (± 3 menit)
·      Peserta didik mengerjakan tes evaluasi (± 10 menit)
·      Peserta didik diberikan tindak lanjut berupa nasehat untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajarainya di rumah (± 2 menit)

Hasil belajar yang didapat dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang didapat dari pelaksanaan pembelajaran pra siklus. Hal ini terlihat dari nilai tes yang diraih siswa. Jika sebelumnya hanya 18 dari 44 siswa yang nilainya di atas KKM, maka dari hasil tes pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini ada 30 dari 44 siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Ini artinya ada peningkatan sekitar 28% dari sebelumnya.
c.              Pengamatan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan sepenuhnya berada dalam pengawasan supervisor 2 yang bertugas selaku observer. Penilaian atas kinerja guru selama melakukan kegiatan perbaikan pun, dicantumkan pada lembar observasi (Lembar observasi terlampir).
Dari hasil pengamatan yang terdapat dalam lembar observasi, terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa. Namun masih ada beberapa kekurangan dalam hal cara menyampaikan materi. Dengan demikian diperlukan tindakan refleksi untuk memperbaikinya.

d.             Refleksi
Refleksi dilakukan dengan berdasar kepada hasil tes yang diperoleh siswa dan juga kepada hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan supervisor 2. Ternyata pada proses pelaksanaan perbaikan ini masih ada beberapa siswa yang belum memahami materi dan masih salah menjawab soal evaluasi dengan benar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, maka guru masih kurang dalam mengembangkan penerapan metode simulasi. Hal ini menyebabkan  hasil belajar siswa masih belum memuaskan dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II.

2.             Siklus II

a.             Perencanaan
Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini tidak terlepas dari data yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus I. Meskipun data menunjukkan peningkatan dalam hal nilai hasil belajar siswa, namun masih ada sebanyak 14 dari 44 siswa atau sekitar 32% siswa yang nilainya masih di bawah KKM.
Ada pun proses perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini meliputi:
1)             Mengkaji hasil observasi dan refleksi perbaikan pembelajaran siklus I.
2)             Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II dengan lebih mengembangkan metode simulasi.
3)             Menyiapkan alat peraga berupa gambar denah.
4)             Membuat lembar tes evaluasi pembelajaran siklus II.
5)             Membuat lembar observasi untuk proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.

b.             Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklus II pelaksanaannya disesuaikan dengan rencana yang telah disusun. Sesuai saran dari supervisor 2, pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini lebih mengembangkan lagi metode simulasi dalam penyampaiannya. Dengan pemngembangan metode simulasi ini diharapkan hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih meningkat lagi.
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini  diuraikan sebagai berikut:
1)   Kegiatan Awal (± 5 menit)
·      Mengondisikan peserta didik ke dalam situasi belajar mengajar yang kondusif dengan cara mengatur tempat duduk, berdoa, mengabsen, menyiapkan media pembelajaran, dan memusatkan perhatian. (± 2  menit)
·      Memberikan apersepsi dengan pertanyaan : Bangku siapa saja yang terletak paling kanan? (±  2 menit)
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (± 1 menit)
2)   Kegiatan Inti (± 20 menit)
·      Peserta didik menyimak penjelasan  guru tentang denah. (± 2 menit)
·      Beberapa peserta didik menjelaskan kembali tentang denah (± 2 menit)
·      Peserta didik membentuk kelompok dengan teman sebangkunya masing-masing (± 3 menit)
·      Beberapa kelompok dengan bimbingan guru mensimulasikan orang yang sedang mencari alamat (± 5 menit)
·      Beberapa kelompok lainnya dengan bimbingan guru mensimulasikan orang yang memberitahu alamat dengan menggunakan denah (± 4 menit)
·      Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya (± 2 menit)
·      Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya    2 menit)
3)   Kegiatan Akhir (±15 menit)
·      Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan keseluruhan materi dalam kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung (± 3 menit)
·      Peserta didik mengerjakan tes evaluasi (± 10 menit)
·      Peserta didik diberikan tindak lanjut berupa nasehat untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajarainya di rumah (± 2 menit).
Data hasil belajar yang diperoleh dari proses perbaikan siklus II menunjukkan bahwa semua siswa mendapatkan nilai yang melampaui KKM. Dengan hasil ini maka proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan.

c.              Pengamatan
Pengamatan pada saat perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan oleh supervisor 2 yang bertugas mengisi lembar observasi untuk mengamati kinerja guru selama proses perbaikan pembelajaran pada siklus ini (lembar observasi terlampir). Berdasarkan hasilnya, semua aspek yang diobservasi terlihat muncul dalam pelaksanaannya.
Pengembangan metode simulasi yang dilakukan terlihat berhasil dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi denah. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil nilai yang diperoleh siswa, yaitu semua siswa berhasil mendapat nilai melampaui KKM.

d.             Refleksi
Nilai yang berhasil didapat siswa dari tes evaluasi pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa semua siswa lulus melampau nilai KKM yang ditentukan. Dengan demikian siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran tentang materi denah ini. Sehingga dengan hal tersebut maka guru tidak perlu untuk melakukan tahapan perbaikan pembelajaran terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV tentang materi denah pada siklus selanjutnya.

C.           Teknik Analisis Data
Berkaitan dengan pelaksanaan perbaikan yang dilakukan, maka perlu untuk melakukan analisi data. Kegiatan analisis dilakukan terhadap instrumen penilaian yaitu lembar observasi guru dan lembar tes evaluasi untuk siswa. Teknik analisis data dilakukan dengan dua carayaitu menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1.             Kualitatif
Analisis data dengan teknik kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pelaksanaanya pada saat proses perbaikan pembelajaran dilaksanakan, peneliti meminta kepada supervisor 2 untuk mengamati proses perbaikan pembelajaran. Penilaian hasil pengamatannya dicatat ke dalam lembar observasi.

2.             Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah mengacu pada nilai yang diraih siswa dari tes evaluasi pembelajaran. Datanya diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran pra siklus, perbaikan pembelajaran siklus I, dan perbaikan pembelajaran siklus II.
Rincian data yang diperoleh diantaranya adalah sebagai berikut:
a.              Pra Siklus
·      KKM yang ditetapkan untuk materi denah adalah 70;
·      Rata-rata nilai siswa dari tahapan ini adalah 61;
·      Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 100;
·      Nilai terendah yang diraih siswa adalah 0;
·      Persentase ketuntasan belajar siswa adalah 41% (18 siswa tuntas);
·      Persentase ketidak tuntasan siswa adalah 59% (26 siswa belum tuntas).
b.             Siklus I
·      Rata-rata nilai siswa dari tahapan ini adalah 74;
·      Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 100;
·      Nilai terendah yang diraih siswa adalah 40;
·      Persentase ketuntasan belajar siswa adalah 68%  (30 siswa tuntas);
·      Persentase ketidak tuntasan siswa adalah 32% (14 siswa belum tuntas).
c.              Siklus II
·      Rata-rata nilai siswa dari tahapan ini adalah 85;
·      Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 100;
·      Nilai terendah yang diraih siswa adalah 80;
·      Persentase ketuntasan belajar siswa adalah 100% (44 siswa tuntas);
·      Persentase ketidak tuntasan siswa adalah 0 % (tidak ada siswa belum tuntas).
















BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

A.           Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Proses penelitian perbaikan pembelajaran dengan fokus penerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menjelaskan letak suatu tempat pada denah terlaksana dengan dua siklus. Berikut ini diuraikan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut.

1.             Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dapat diuaraikan melalui beberapa tahapan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, hingga tahap refleksi.

a.             Perencanaan
Ada perbedaan pada tahapan rencana pembelajaran pra siklus dengan perencanaan perbaikan pada siklus I. Pada perencanaan perbaikan siklus I ini terdapat komponen rencana untuk perbaikan proses pembelajaran. Komponen ini tidak terdapat pada rencana pembelajaran pra siklus.
Pentagon: Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
 






Gambar 4.1
Skema Proses Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I

Penyusunan rencana perbaikan dilakukan dengan melibatkan beberapa proses, yaitu evaluasi hasil pembelajaran prasiklus, pengamatan proses pembelajaran, serta refleksi dari pelaksanaan pembelajaran. Hasil dari proses-proses tersebut lah yang menjadi acuan dalam perencanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini.
Secara umum perencanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini adalah sebagai berikut:
1)             Merancang perencanaan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, dan tujuan perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
2)             Membuat lembar observasi kegiatan proses perbaikan pembelajaran.
3)             Memilih bahan yang tepat untuk materi tentang denah.
4)             Menyusun langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
5)             Memilih metode simulasi untuk melaksanakan proses perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
6)             Menyusun instrumen penilaian.

b.             Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi  untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menjelaskan letak suatu tempat pada denah yang dilakukan pada siklus I, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)   Kegiatan Awal (± 5 menit)
·      Mengondisikan peserta didik ke dalam situasi belajar mengajar yang kondusif dengan cara mengatur tempat duduk, berdoa, mengabsen, menyiapkan media pembelajaran, dan memusatkan perhatian. (± 2  menit)
·      Memberikan apersepsi dengan pertanyaan : Papan tulis berada di sebelah mana kalian?(± 2 menit)
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.(± 1 menit)
2)   Kegiatan Inti (± 20 menit)
·      Peserta didik menyimak penjelasan  guru tentang denah. (± 2 menit)
·      Beberapa peserta didik menjelaskan kembali tentang denah (± 2 menit)
·      Peserta didik membentuk kelompok dengan teman sebangkunya masing-masing dengan bimbingan guru. (± 2 menit)
·      Beberapa kelompok peserta didik melakukan simulasi untuk menjelaskan tempat sesuai denah.  (±5 menit)
·      Beberapa kelompok peserta didik lainnya menyimak simulasi yang dilakukan. (± 5 menit)
·      Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya. (± 2 menit)
·      Peserta didik menyimak penjelasan dari pertanyaan yang diajukannya.       (± 2 menit)
3)   Kegiatan Akhir (±15 menit)
·      Peserta didik menyimpulkan keseluruhan materi dalam kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung (± 3 menit)
·      Peserta didik mengerjakan tes evaluasi (± 10 menit)
·      Peserta didik diberikan tindak lanjut berupa nasehat untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajarainya di rumah (± 2 menit)
Nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi pembelajaran siklus ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai yang didapat dari evaluasi pembelajaran pra siklus. Sebanyak 68% siswa mendapat nilai yang melampaui KKM.
Di bawah ini disajikan daftar nilai yang didapat siswa dari tes evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I.

Tabel 4.1
Daftar Nilai Siswa dari Evaluasi Pembelajar Materi Denah
Siklus I

No
Nama Siswa
L/P
KKM
Nilai
Keterangan
1
Adhitya Putra Anugrah
L
70
100
2
Ade Nisa
P
70
100
3
Acep Muhammad Muslim
L
70
80
4
Ade Muhammad Ikhsan
L
70
80
5
Aditia Abdul Baqi
L
70
60
Di bawah KKM
6
Agniani
P
70
80
7
Ahmad Farhanudin
L
70
80
8
Alman Alamsyah
L
70
60
Di bawah KKM
9
Anisa Nurul Fajrina
P
70
60
Di bawah KKM
10
Astri Ramdayanti
P
70
80
11
Bambang
L
70
80
12
Budiansyah
L
70
80
13
Dea Resta Monika
P
70
80
14
Dede Farhan Nawawi
L
70
40
Di bawah KKM
15
Firman
L
70
80
16
Hendra
L
70
100
17
Herlina Renata Soraya Febri
P
70
80
18
Imam Taufik
L
70
60
Di bawah KKM
19
Ipan Setiadi
L
70
80
20
Jajang Akmal
L
70
80
21
Jalaluddin
L
70
80
22
Jujun
L
70
60
Di bawah KKM
23
Ansor Muhammad Fatah
L
70
80
24
Muhammad Kamaludin Rofi
L
70
80
25
Nasrudin
L
70
100
26
Nisa Natalia
P
70
80
27
Novianti
P
70
40
Di bawah KKM
28
Raisha Zahra Rahmillah
P
70
60
Di bawah KKM
29
Rina
P
70
80
30
Risma Ayu Lestari
P
70
80
31
Salman Alfarizi
L
70
80
32
Sifa Salsabila
P
70
100
33
Silviani
P
70
80
34
Sopandi
L
70
60
Di bawah KKM
35
Sutiawan
L
70
80
36
Syifa
P
70
80
37
Tiara Auliani Amanda Putri
P
70
80
38
Yandi
L
70
40
Di bawah KKM
39
Yusuf Muttaqin
L
70
80
40
Ahmad Pauzi
L
70
60
Di bawah KKM
41
Muhammad Ramdan Aditiya
L
70
60
Di bawah KKM
42
Iklima Nur Irsyani
P
70
80
43
Siti Nuraeni
P
70
40
Di bawah KKM
44
Silvi Triana
P
70
40
Di bawah KKM
Jumlah
3240

Rata-rata
73,64
Nilai Tertinggi
100

Nilai Terendah
40
Di bawah KKM
Persentase Kelulusan (%)
68,18
30 orang
Persentase Ketidak lulusan (%)
31,82
14 orang

Dari data nilai yang didapat siswa pada proses perbaikan pembelajaran siklus I di atas, masih terdapat 14 oranng siswa yang belum mencapai nilai di atas KKM. Meskipun demikian, rata-rata nilai siswanya sudah melampaui nilai KKM
Perolehan nilai siswa secara visual dapat digambarkan sebagi berikut:

Grafik 4.1
Grafik Tingkat Pencapaian Nilai Siswa
Siklus I

c.              Pengamatan
Pengamatan proses perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan oleh supervisor 2. Dengan menggunakan instrumen lembar observasi, hasil pengamatan pun dapat disajikan menjadi sebuah data pengamatan.
Di dalam hasil pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa aspek, terdapat beberapa komentar. Komentar-komentar tersebut diantaranya adalah grogi dalam penyampaian materi dan belum optimalnya dalam penerapan metode.
Berikut ini disajikan lembar observasi hasil pengamatan supervisor 2:

Tabel 4.2
Lembar Observasi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I

NO
ASPEK YANG DIAMATI
KEMUNCULAN
KOMENTAR
YA
TIDAK
1
Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
ü


2
Materi disampaikan dengan rinci dan jelas
ü

Kelihatan kaku dan grogi
3
Siswa menyimak penjelasan guru
ü


4
Guru memberi contoh cara menentukan letak pada denah
ü


5
Siswa terlibat aktif dalam menentukan letak tempat pada denah
ü

Baru sebagian
6
Siswa termotivasi melakukan simulasi untuk menentukan letak tempat pada denah
ü


7
Guru membimbing siswa pada waktu melakukan simulasi
ü


8
Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
ü


9
Metode yang digunakan bervariasi
ü


10
Metode yang digunakan membantu meningkatkan pemahan siswa
ü

Membantu tapi belum optimal
11
Penggunaan metode sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
ü



d.             Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh suvervisor 2, terdapat kekuatan dan kelemahan yang muncul dalam perbaikan pembelajaran siklus I ini.
Ada pun yang menjadi kekuatan dalam tahap siklus I ini adalah:
1)             Proses perbaikan pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan.
2)             Penerapan metode simulasi telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3)             Motivasi dan pemahaman siswa menjadi meningkat.
Disamping kekuatan, ada kelemahan yang muncul. Yang menjadi kelemahan dalam siklus I ini adalah:
1)             Penyampaian materi masih kaku.
2)             Baru sebagian siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3)             Kurang optimal dalam menerapkan metode simulasi dalam kegiatan pembelajaran.

2.             Siklus II
Tahapan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, relatif sama dengan tahapan pada siklus sebelumnya. Di dalam tahapan-tahapannya masih melalui perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan juga refleksi. Namun perbedaannya terletak pada pengembangan metode simulasi pada proses pembelajarannya.

a.             Perencanaan
Pada perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini, ada pengembangan metode simulasi yang pernah digunakan pada siklus sebelumnya. Penyusunan rencana perbaikan pembelajarannya pun tak begitu jauh berbeda.
Yang menjadi acuan dalam perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini adalah dengan mengkaji hasil evaluasi pembelajaran siswa, hasil pengamatan, dan juga refleksi pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang masing-masing didapat dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
Rincian perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini secara umum meliputi:
1)             Merancang perencanaan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, dan tujuan perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
2)             Membuat lembar observasi kegiatan proses perbaikan pembelajaran.
3)             Memilih bahan yang tepat untuk materi tentang denah.
4)             Menyusun langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
5)             Memilih dan mengembangkan metode simulasi untuk melaksanakan proses perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
6)             Menyusun instrumen penilaian.

b.             Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, rinciannya adalah sebagai berikut:
1)   Kegiatan Awal (± 5 menit)
·      Mengondisikan peserta didik ke dalam situasi belajar mengajar yang kondusif dengan cara mengatur tempat duduk, berdoa, mengabsen, menyiapkan media pembelajaran, dan memusatkan perhatian. (± 2  menit)
·      Memberikan apersepsi dengan pertanyaan : Bangku siapa saja yang terletak paling kanan? (±  2 menit)
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (± 1 menit)
2)   Kegiatan Inti (± 20 menit)
·      Peserta didik menyimak penjelasan  guru tentang denah. (± 2 menit)
·      Beberapa peserta didik menjelaskan kembali tentang denah (± 2 menit)
·      Peserta didik membentuk kelompok dengan teman sebangkunya masing-masing (± 3 menit)
·      Beberapa kelompok dengan bimbingan guru mensimulasikan orang yang sedang mencari alamat (± 5 menit)
·      Beberapa kelompok lainnya dengan bimbingan guru mensimulasikan orang yang memberitahu alamat dengan menggunakan denah (± 4 menit)
·      Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya (± 2 menit)
·      Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya    2 menit)

3)   Kegiatan Akhir (±15 menit)
·      Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan keseluruhan materi dalam kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung (± 3 menit)
·      Peserta didik mengerjakan tes evaluasi (± 10 menit)
·      Peserta didik diberikan tindak lanjut berupa nasehat untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajarainya di rumah (± 2 menit).
Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini, nilai yang didapat siswa dari tes evaluasi pembelajarannya menunjukkan bahwa semua siswa dinyatakan tuntas dalam mengikuti pembelajaran tentang materi denah.
Berikut ini daftar nilai yang diraih siswa dari tes evaluasi pembelajaran pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.

Tabel 4.3
Daftar Nilai Siswa dari Evaluasi Pembelajar Materi Denah
Siklus II

No
Nama Siswa
L/P
KKM
Nilai
Keterangan
1
Adhitya Putra Anugrah
L
70
100
2
Ade Nisa
P
70
100
3
Acep Muhammad Muslim
L
70
80
4
Ade Muhammad Ikhsan
L
70
80
5
Aditia Abdul Baqi
L
70
80
6
Agniani
P
70
80
7
Ahmad Farhanudin
L
70
80
8
Alman Alamsyah
L
70
100
9
Anisa Nurul Fajrina
P
70
80
10
Astri Ramdayanti
P
70
100
11
Bambang
L
70
80
12
Budiansyah
L
70
80
13
Dea Resta Monika
P
70
80
14
Dede Farhan Nawawi
L
70
80
15
Firman
L
70
80
16
Hendra
L
70
100
17
Herlina Renata Soraya Febri
P
70
80
18
Imam Taufik
L
70
80
19
Ipan Setiadi
L
70
100
20
Jajang Akmal
L
70
80
21
Jalaluddin
L
70
100
22
Jujun
L
70
80
23
Ansor Muhammad Fatah
L
70
80
24
Muhammad Kamaludin Rofi
L
70
80
25
Nasrudin
L
70
100
26
Nisa Natalia
P
70
80
27
Novianti
P
70
80
28
Raisha Zahra Rahmillah
P
70
80
29
Rina
P
70
80
30
Risma Ayu Lestari
P
70
100
31
Salman Alfarizi
L
70
80
32
Sifa Salsabila
P
70
100
33
Silviani
P
70
100
34
Sopandi
L
70
80
35
Sutiawan
L
70
80
36
Syifa
P
70
80
37
Tiara Auliani Amanda Putri
P
70
80
38
Yandi
L
70
80
39
Yusuf Muttaqin
L
70
80
40
Ahmad Pauzi
L
70
80
41
Muhammad Ramdan Aditiya
L
70
80
42
Iklima Nur Irsyani
P
70
80
43
Siti Nuraeni
P
70
80
44
Silvi Triana
P
70
80
Jumlah
3740

Rata-rata
85,00
Nilai Tertinggi
100

Nilai Terendah
80
Persentase Kelulusan (%)
100,00
Semua tuntas
Persentase Ketidak lulusan (%)
0,00


Dari data di atas, terlihat bahwa 100% siswa mendapatkan nilai yang melampaui KKM. Selain itu juga nilai rata-rata siswanya adalah 85. Untuk nilai terendah yang diraih siswa sendiri adalah 80, yang mana nilai tersebut melampaui KKM yang ditentukan. Di samping itu, untuk nilai tertinggi yang diraih adalah nilai maksimal 100 yang diraih oleh 11 siswa. Dengan demikian pembelajaran dinyatakan tuntas.
Berikut ini disajikan grafik ketercapaian nilai siswa dari tes evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II.

Grafik 4.2
Grafik Tingkat Pencapaian Nilai Siswa
Siklus II

c.              Pengamatan
Data pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dinyatakan di dalam lembar observasi. Lembar observasi ini menjadi bahan untuk supervisor 2 dalam melakukan pengamatan.
Lembar observasi yang memuat penilaian dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4
Lembar Observasi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus II

NO
ASPEK YANG DIAMATI
KEMUNCULAN
KOMENTAR
YA
TIDAK
1
Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
ü


2
Materi disampaikan dengan rinci dan jelas
ü

Cukup Jelas
3
Siswa menyimak penjelasan guru
ü


4
Guru memberi contoh cara menentukan letak pada denah
ü


5
Siswa terlibat aktif dalam menentukan letak tempat pada denah
ü

Terlibat aktif
6
Siswa termotivasi melakukan simulasi untuk menentukan letak tempat pada denah
ü


7
Guru membimbing siswa pada waktu melakukan simulasi
ü

Dilakukan
8
Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
ü

Sudah sesuai
9
Metode yang digunakan bervariasi
ü


10
Metode yang digunakan membantu meningkatkan pemahan siswa
ü

Pemahan siswa meningkat
11
Penggunaan metode sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
ü




d.             Refleksi
Berdasarkan data  nilai yang diperoleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II, ternyata nilai semua siswa telah melampaui KKM. Selain itu juga dari pengamatan yang dilakukan oleh Supervisor 2 dinyatakan bahwa yang menjadi keberhasilan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah penerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan letak suatu tempat pada denah  cukup efektif membantu siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
Jika dibandingkan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II tentu saja menghasilkan pencapaian nilai siswa yang lebih tinggi dan meningkat. Pencapaian tersebut terutama meliputi nilai terendah dan nilai rata-rata. Nilai terendah yang diraih siswa pada siklus I adalah 40, dan pada siklus II meningkat jadi 80. Untuk nilai rata-rata siswanya pun pada siklus I hanya 74 sedangkan pada siklus II menjadi 85. Sedangkan nilai tertinggi yang diraih pada siklus I maupun siklus II adalah tetap nilai maksimal, yaitu 100.
Untuk penggambaran perbandingan pencapaian nilai yang diraih pada    siklus I dan Siklus II, dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram 4.3
Diagram Pencapaian Nilai Siswa Antar Siklus


B.            Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran tentang materi denah di kelas IV MI Nurul Huda Palalangon kecamatan Pasirwangi kabupaten Garut, terlaksana dalam dua siklus.

1.             Siklus I

a.             Perencanaan
Proses perencanaan perbaikan dilakukan dengan melibatkan beberapa proses, yaitu evaluasi hasil pembelajaran pra siklus, pengamatan proses pembelajaran, serta refleksi dari pelaksanaan pembelajaran. Hasil dari proses-proses tersebut lah yang menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan perbaikan pembelajaran (RPP Perbaikan) yang disusun pada tahap perencanaan siklus I ini.


b.             Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran tentang materi denah kelas IV di MI Nurul Huda Palalangon pada siklus I ini adalah dengan menerapkan metode simulasi. Metode ini dipilih karena proses pembelajarannya memerlukan aktifitas siswa yang tinggi. Dan metode simulasilah yang cocok dalam melaksanakan pembelajarannya.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Sri Anitah W. (2009: 5.23) yang menyatakan bahwa metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses.

c.              Hasil
Nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi pembelajaran siklus I ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai yang didapat dari evaluasi pembelajaran pra siklus. Namun baru sebanyak 68% siswa mendapat nilai yang melampaui KKM. Dengan hasil tersebut maka diperlukan langkah perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2.             Siklus II

a.             Perencanaan
Yang menjadi acuan dalam perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini adalah dengan mengkaji hasil evaluasi pembelajaran siswa, hasil pengamatan, dan juga refleksi pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang masing-masing didapat dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
Rincian perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini secara umum meliputi:
1)             Merancang perencanaan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, dan tujuan perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
2)             Membuat lembar observasi kegiatan proses perbaikan pembelajaran.
3)             Memilih bahan yang tepat untuk materi tentang denah.
4)             Menyusun langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
5)             Memilih dan mengembangkan metode simulasi untuk melaksanakan proses perbaikan pembelajaran tentang materi denah.
6)             Menyusun instrumen penilaian.

b.             Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini guru melakukan pengembangan terhadap metode simulasi untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan saran dari supervisor 2 selaku observer pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus sebelumnya.
Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi pada siklus II ini terlihat efektif dalam mengaktifkan siswa. Hal ini dikarenakan memang salah satu karakteristik metode simulasi adalah dapat mengaktifkan siswa. Hal ini cocok dengan pernyataan Sri Anitah W. (2009: 5.23) yang menyatakan bahwa metode mengajar simulasi miliki keunggulan yang salah satunya berupa aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran.

c.              Hasil
Data nilai hasil tes evaluasi pembelajaran yang diraih siswa dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang materi denah pada siklus II ini menunjukkan bahwa 100% siswa berhasil mendapat nilai yang melampaui KKM yang ditentukan. Dengan demikian maka proses pembelajaran dinyatakan tuntas.
Dengan tuntasnya pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di MI Nurul Huda Palalangon  tentang materi denah, maka hal tersebut menunjukkan cocoknya metode simulasi yang diterapkan dalam penyampaian materi tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (dalam Solchan T.W., 2009: 11.6) yang menyatakan bahwa menurut kurikulum 2004, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia.
Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka penerapan metode simulasi cocok untuk menyampaikan materi denah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang salah satu tujuannya adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis. Sehingga dengan demikian proses pembelajarannya sangat membutuhkan keterlibatan siswa. Hal ini pula diperkuat dengan pernyataan Sri Anitah W. (2009: 5.23) yang menyatakan bahwa metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses.

















BAB V
SIMPULAN dan SARAN TINDAK LANJUT

A.           Simpulan
Dari temuan-temuan selama proses perbaikan pembelajaran  dan mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1)             Perencanaan perbaikan dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah.
2)             Pelaksanaan perbaikan dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah.
3)             Hasil perbaikan dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan pemahan siswa dalam menjelaskan materi letak tempat pada denah.
Dengan demikian maka hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran yang diharapkan.

B.            Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:
1.             Guru hendaknya selalu menyusun perencanaan yang baik dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini supaya pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
2.             Dalam melaksanakan pembelajaran, hendaknya selalu menerapkan metode yang tepat. Dengan demikian siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Maka dengan begitu, hasil pembelajaran pun dapat meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3.             Hasil perbaikan pembelajaran ini hendaknya dapat terus dikembangkan dengan penelitian lanjutan. Hal ini supaya hasil belajar siswa terus meningkat, dan secara umum mutu pendidikan Indonesia pun ikut meningkat pula.


DAFTAR PUSTAKA


Anitah, S., dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
DPR-RI. (2002). Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Diunduh 12 Otober 2013 dari http://www.dpr.go.id/id/uu-dan-ruu/uud45.
Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyati, Y., dkk. (2009). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Solchan, T., dkk. (2009). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Bina Karya Guru (2007). Bina Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Wikipedia. (2013). Bahasa Indonesia. Diunduh 12 Oktober 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia.